Menakjubkan, Inilah Kebiasaan Irit Para Miliarder Dunia

Apa yang akan kita lakukan jika mempunyai kekayaan  AS$ 44 miliar atau Rp400 triliun?

Mungkin  kita akan membeli kondominium supermewah, mobil sport termutakhir, atau hal-hal menyenangkan lain.

Yang aneh adalah jika ada orang memiliki kekayaan separuh PDB Indonesia 2012 tapi masih tinggal di rumah sederhana dan menyetir mobil lawas.

Warren Buffett (85) melakukan itu. Orang terkaya nomor tiga sepanjang 2016 versi Forbes ini masih tinggal di rumah lamanya yang dibeli pada 1958 dengan harga AS$31.500 (Rp308 juta).

Sekarang harga rumah yang terletak di District Omaha, Nebraska itu sudah mencapai AS$652.619 (Rp6,38) miliar. Meski begitu, tetap terhitung sederhana untuk orang sekaya Buffett.

Tidak seperti rumah miliarder lain yang penuh barang mewah dan dilengkapi sistem keamanan supercanggih, rumah pemilik perusahaan Berkshire Hathaway ini tidak berpagar.

Sekadar pintu penjaga keamanan dan kamera pengintai pun tidak ada.

Di mata Buffett, rumah seluas 1.828,8 meter dan memiliki lima kamar tidur ini merupakan investasi terbaik ketiga yang pernah dimilikinya dan memberikan kebahagiaan tersendiri.

Kesederhanaan Buffett juga tercermin dari kebiasaannya yang lain. Jika bepergian dia jarang  ditemani sopir.

Buffett lebih suka menyetir mobil Cadillac lawasnya sendiri.

Tidak pernah juga terbang dengan pesawat mewah meskipun dia memiliki perusahaan pesawat jet sendiri.

Gaya hidup seperti itu merupakan pengejawantahan prinsip hidup yang dipegang Buffett sejak kecil.

“Pengeluaran harus lebih kecil ketimbang pendapatan. Bagaimana Anda bisa menjadi miliarder kalau pengeluaran Anda lebih besar dibanding pendapatan?” ujar Buffett.

Prinsip seperti itu juga dipegang Zong Qinghou (67), pria terkaya di Cina sekaligus orang terkaya ke-23 dunia.

Pemilik Hangzhou Wahaha Group ini ditaksir memiliki kekayaan AS$21,6 miliar atau Rp195 triliun tapi gaya hidupnya sangat sederhana, kalau tidak mau dibilang terlalu ngirit.

Bayangkan, dalam sehari dia membatasi diri hanya mengeluarkan AS$ 20 atau Rp180.000 saja! Sulit diterima akal sehat bukan? Tapi itulah kenyataannya.

Seperti diberitakan BBC, Zong memang memiliki gaya hidup yang sangat sederhana. Dia juga pria yang sangat disiplin dalam menabung.

Salah satu karyawan Wahaha ingat betul bagaimana Zong memeriksa dengan teliti tiap pengeluaran kantornya, termasuk buat pembelian sapu.

Kebiasaan ngirit Zong tersebut mungkin bawaan dari masa lalunya yang hidup serbakesusahan.

Dulu dia pernah menjadi penjaga kantin sekolah dan bergaji pas-pasan.

Pelan-pelan Zong menekuni usaha sendiri dan akhirnya sukses membangun sebuah perusahaan minuman ringan yang meraksasa.

Kebiasaan kala masih mudanya itu terus dibawa Zong meski sudah kaya raya seperti saat ini.

ZUCKERBEG JARANG GANTI BAJU

Kebiasaan hidup hemat tidak hanya monopoli para miliarder  kaya yang berumur senja.

Banyak juga miliarder muda yang menjauhi gaya hidup hedonis dan rela hidup apa adanya.

Mark Zuckerberg (28), misalnya. Salah satu pendiri Facebook yang diperkirakan memiliki kekayaan AS$17,5 miliar (Rp157,5 triliun) ini juga tidak hidup dalam kemewahan.

Dia pernah mengutarakan bahwa dirinya menerapkan gaya hidup sederhana dalam keseharian. Bahkan karena moto sederhana itu, dia terkesan tidak pernah ganti baju.

"Coba lihat, saya selalu memakai t-shirt abu-abu ini setiap kali dan saya bangga akan hal itu," ungkap Zuckerberg.

Pernah terjadi sebuah kejadian, pada saat laporan IPO di hadapan para pemegang saham beberapa waktu lalu, banyak orang yang mengkritisi pakaian yang digunakan Zuckerberg.

Ketika semua orang yang hadir menggunakan setelah jas dan terlihat resmi, miliarder muda ini datang hanya dengan menggunakan celana jeans dan hoodie saja.

Dalam memilih rumah pun dia tidak suka yang glamor. Ketika sudah kaya raya, Zuckerberg tetap memilih tinggal di rumah sewa sederhana dekat kantor Facebook, di California, AS.

Sekarang dia pindah dan membeli rumah berjarak tujuh blok dari rumah sewanya dulu.

Tapi, rumah yang dibelinya itu hanya seluas 350 meter persegi dengan lima kamar tidur. Sungguh tidak pas untuk tempat tinggal seorang miliarder sekaya Zuckerberg.

Rekan Zuckerberg dalam mendirikan Facebook, Dustin Moskovitz (28) gaya hidupnya juga sederhana.

Meski memiliki kekayaan lebih dari AS$3,8 miliar atau Rp36,1 triliun, dia jarang sekali membeli pakaian dari butik-butik terkemuka.

Moskovitz lebih suka membeli baju di toko swalayan. Selain itu, dalam berkendara pun pria berambut ikal ini tidak gemar mobil sport mewah.

BERSEDEKAH DENGAN BRUTAL

Hemat beda dengan pelit. Itulah yang ditunjukkan Buffett, Zuckerberg, maupun beberapa miliarder lain.

Meski hidup ngirit, mereka justru sangat dermawan terhadap orang lain.

Kisah Buffett bahkan sangat menggugah hati. Dia pernah menyumbang AS$31 miliar atau sekitar Rp271 triliun untuk masyarakat miskin.

Jumlah yang sangat besar, meskipun untuk orang sekaliber Buffett. Bayangkan, mendermakan hampir 75% dari total kekayaannya untuk orang lain! Siapa yang mau coba?

Bukan itu saja, saat ini Buffett juga telah mengeluarkan amanat, akan menyerahkan 80% dari kekayaannya kepada sebuah lembaga sosial yang dipelopori Bill Gates kalau mati kelak.

Dua anaknya tidak perlu diberi banyak warisan agar mereka tetap memiliki kreasi, inovasi, serta membangun mental suka berbagi.

Bagi Buffett, hidup ini baru sangat bermakna kalau bisa berbagi dengan orang lain.

“Meski Ben Graham (guru Buffett), mempunyai segalanya dalam hidup ini, dia tetap ingin menyumbang sesuatu, yakni dengan mengajar. Sama seperti kita diberi kemurahan oleh orang lain. Kami tidak ingin berkat itu berhenti di kami tapi inginberkelanjutan ke yang lain,” ucap Buffett.

Dia juga berkata lagi, “Kelimpahan yang kita dapat pasti tidak hanya hasil usaha satu orang, Anda pasti dibantu orang lain yang murah hati. Jadi di saat ada kesempatan, maka bayarlah kembali dengan membantu yang lainnya. “

Zuckerberg setali tiga uang. Pada 2012 lalu, Mark Zuckerberg mengumumkan bahwa dia dan istrinya, Priscilla Chan, mendonasikan 18 juta saham Facebook kepada Yasasan Masyarakat Silicon Valley, sebuah organisasi nirlaba.

Dengan harga saham Facebook yang mencapai AS$27/ saham, maka nilai donasi tersebut setara dengan AS$500 juta atau Rp480 miliar.

Hal itu dilakukan Zuckerberg untuk menepati janjinya beberapa tahun sebelumnya.

Dia dan istrinya pernah menandatangani komitmen Giving Pledge yang juga didukung oleh Bill Gates dan Buffett.

Komitmen ini merupakan ikrar untuk menyumbangkan sebagian besar hartanya untuk lembaga-lembaga filantropi.

Anehnya, saat mereka bersedekah dengan “brutal” atau dengan persentase yang tak masuk akal, kekayaan mereka justru makin bertambah berlipat-lipat.

Sebagai misal, Buffett. Walau sudah menguras hampir 75% kekayaannya, keuntungan yang dia raih dari perusahaan miliknya makin membubung tinggi.

Lihat saja, namanya hampir tidak pernah keluar dari daftar lima besar orang terkaya dunia bertahun-tahun lamanya.

Sepertinya, ujar-ujar bijak yang berbunyi semakin banyak kita memberi, maka makin banyak pula kita menerima, ada benarnya juga.

Related Posts: